blokBojonegoro.com – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) Bojonegoro, bekerja sama dengan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Temayang, mengadakan pelatihan literasi baca tulis untuk meningkatkan kemampuan public speaking bagi para pemuda setempat.
Kegiatan ini diikuti oleh 20 peserta yang terdiri dari anggota IPNU dan IPPNU Kecamatan Temayang. Pelatihan yang berlangsung di Kantor Desa Jono, Kecamatan Temayang, dimulai pada pukul 09.00 WIB dan berlangsung hingga selesai, pada Minggu, 8 Desember 2024.
Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang sangat dibutuhkan oleh pemuda masa kini, khususnya dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada di dunia organisasi, sosial, dan kepemimpinan. Kemampuan untuk berbicara di depan umum, menyampaikan ide dengan jelas, dan berkomunikasi secara efektif menjadi hal yang sangat penting, tidak hanya untuk pengembangan diri, tetapi juga untuk memberikan kontribusi yang lebih besar dalam lingkungan sekitar.
M. Zainal Muttaqin, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU Kecamatan Temayang, menyampaikan bahwa keterampilan ini akan sangat berguna bagi para pemuda dalam mengelola organisasi, memimpin berbagai kegiatan, serta menyelesaikan masalah yang mungkin mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
“Program ini sangat relevan dengan kebutuhan generasi muda saat ini, mengingat semakin kompleksnya tantangan yang mereka hadapi. Kami berharap, kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan menjadi wadah bagi pengembangan potensi generasi muda, sehingga para pemuda kita semakin siap berorganisasi, beradaptasi dengan perubahan zaman, dan menghadapi berbagai tantangan di masa depan,” ujar M. Zainal Muttaqin, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU Kecamatan Temayang, yang juga memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan dana yang sangat berarti dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unugiri melalui skema Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP) dengan nomor kontrak 1131/SKt/LPPM/071088/XI/2024. Bantuan dana ini menjadi salah satu pilar utama yang memungkinkan terlaksananya pelatihan ini dengan maksimal, sekaligus menunjukkan komitmen LPPM Unugiri dalam mendukung pengembangan kapasitas masyarakat melalui program pengabdian yang terstruktur.
Tim PkM Unugiri yang terlibat dalam pelatihan ini terdiri dari Ketua PkM, Fahmi Khumaini, dan Siti Khoiriyah sebagai anggota yang bertugas memberikan materi dan pendampingan langsung kepada para peserta.
“Kami berterima kasih atas bantuan dana yang diberikan oleh LPPM Unugiri, yang telah memberikan kepercayaan untuk menyukseskan kegiatan ini, sehingga dapat memberikan manfaat yang besar bagi para pemuda di Kecamatan Temayang dalam meningkatkan keterampilan literasi dan public speaking mereka,” ucap Fahmi sebagai Ketua Tim PkM.
Pelatihan yang dilaksanakan di Desa Jono ini mengangkat dua tema besar yang saling berkaitan, yaitu literasi baca tulis dan public speaking. Fahmi Khumaini, Ketua Tim PkM, menyatakan bahwa kemampuan literasi merupakan dasar yang sangat penting dalam mengembangkan keterampilan berbicara di depan umum.
Menurutnya, literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan untuk memahami informasi, berpikir kritis, dan menyusun argumen dengan jelas dan terstruktur. Semua ini menjadi landasan yang sangat dibutuhkan dalam menyampaikan pesan secara efektif kepada audiens.
“Public speaking bukan sekadar berbicara, tetapi tentang bagaimana menyampaikan ide secara sistematis sehingga dapat dipahami dan diterima dengan baik oleh orang lain. Literasi yang baik membantu seseorang dalam menyusun dan menyampaikan ide dengan jelas dan terstruktur, serta meningkatkan kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif dalam berkomunikasi,” tambah Fahmi.
Literasi yang kuat tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan kemampuan menulis dan membaca, tetapi juga membantu seseorang dalam mengasah kemampuan berpikir kritis, empatik, dan reflektif. Hal ini sangat penting bagi anggota IPNU dan IPPNU yang merupakan tokoh pemuda yang diharapkan dapat menginspirasi dan memimpin masyarakat. Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berbicara di depan umum dengan lebih percaya diri dan menyampaikan argumen secara efektif.
Pelatihan ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan yang terencana dengan baik. Tahap pertama adalah perencanaan dan koordinasi dengan mitra terkait, serta analisis kebutuhan pelatihan untuk memastikan materi yang disampaikan sesuai dengan harapan peserta.
Tahap kedua adalah pelaksanaan pelatihan yang terdiri dari berbagai sesi teori dan praktek, di mana peserta dilatih tidak hanya untuk berbicara di depan umum, tetapi juga untuk mengelola rasa gugup dan berbicara dengan percaya diri. Selama sesi pelatihan, peserta diberikan kesempatan untuk berlatih menyampaikan ide dan argumen mereka dalam situasi simulasi yang menyerupai kondisi nyata.
Tahap ketiga adalah monitoring dan evaluasi pelatihan, di mana tim pengabdian melakukan penilaian terhadap pencapaian peserta dalam meningkatkan keterampilan berbicara dan menulis. Evaluasi ini juga menjadi bahan perbaikan untuk kegiatan serupa di masa depan. Sebagai tindak lanjut, kegiatan ini juga mencakup pemantauan berkala secara daring dengan peserta, agar mereka terus mengasah keterampilan yang telah diperoleh.
Kegiatan pelatihan ini juga diharapkan memberikan dampak positif, dengan keterampilan yang diperoleh, para pemuda diharapkan dapat lebih percaya diri dan terampil dalam berkomunikasi, serta mampu menjadi agen perubahan yang aktif dalam menciptakan perubahan sosial yang lebih baik.
“Kami berharap dengan keterampilan public speaking yang mereka peroleh, peserta dapat berperan lebih aktif dalam organisasi, serta menjadi pemimpin masa depan yang dapat menyampaikan ide dan gagasannya secara efektif,” pungkas Siti Khoiriyah, anggota Tim PkM Unugiri.
Pelatihan literasi dan public speaking ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu, tetapi juga untuk membekali pemuda dengan keterampilan yang diperlukan dalam berorganisasi dan menghadapi tantangan di masa depan. Oleh karena itu, kegiatan ini sangat relevan dalam menciptakan generasi muda yang memiliki kemampuan berpikir kritis, komunikatif, dan siap mengambil peran dalam kehidupan sosial dan kepemimpinan. [red]
