KKN UNUGIRI di Desa Tlogorejo Selenggarakan Pelatihan Pembuatan Boe’ Le (Abon Lele) Bersama Ibu-ibu PKK
Penulis : Widia Amara Putri
Dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNUGIRI Bojonegoro Kelompok 8 selenggarakan Pelatihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Pembuatan Boe le (Abon Lele) di aula Balai Desa Tlogorejo, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro, Minggu (27/11/22).
Kegiatan pelatihan yang berlangsung selama kurang lebih dua jam ini diikuti oleh ibu-ibu PKK Desa Tlogorejo, setelah mereka melaksanakan senam rutinan yang diadakan setiap minggu pagi, tepatnya pukul 09.00 WIB.
Ketua KKN UNUGIRI Bojonegoro Kelompok 8, Cucuk Agus Kuncoro menjelaskan bahwa Pelatihan pembuatan Boe Le (Abon Lele) ini merupakan pilihan yang tepat mengingat cukup banyak warga desa yang memiliki budidaya ikan lele disamping rumahnya. “Setelah melakukan observasi dan rapat dengan teman-teman mahasiswa, kami memutuskan untuk memanfaatkan potensi yang sudah ada di desa. Salah satunya ini, ikan lele dibuat abon, bisa untuk lauk pauk sehari-hari dan menambah pendapatan masyarakat apabila dijual, serta memajukan desa,” tuturnya.
Pada dasarnya pelatihan ini dilaksanakan demi keuntungan bersama, bukan individu. Maksudnya, profit yang didapatkan nantinya tidak hanya berdampak pada salah satu keluarga saja, melainkan seluruh warga Desa Tlogorejo.
“Mohon disimak dan diperhatikan betul-betul ibu-ibu, semoga ilmu yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua,” kata Ibu Siti Asiyah selaku perwakilan dari Ibu PKK Desa Tlogorejo saat menyampaikan sambutannya.
Pemateri sekaligus anggota KKNT UNUGIRI Bojonegoro Kelompok 8, Era Dwi Agustin (pemateri 1) mempraktikkan langsung pembuatan abon lele di depan ibu-ibu PKK, didampingi Dwi Suryaningtias (pemateri 2) untuk menjabarkan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan abon, mulai dari bumbu hingga proses memasaknya.
“Kenapa lele? Tidak sedikit orang yang tidak suka lele. Supaya masyarakat yang kurang menyukai lele bisa tetap bisa menikmatinya, maka dibuatlah Boe le (Abon lele). Abon lele kering ini mampu bertahan sampai 3 bulan,” papar Dwi pemateri 2 mengawali bicaranya sebelum memasuki acara inti.
Tahapan dalam pembuatan abon lele adalah, pertama-tama, ikan lele di fillet atau dipisahkan antara daging dan durinya, jangan lupa bagian kepala dan ekornya dibuang. “Harga ikan lele fillet kisaran Rp 45.000 /kg, jika dirasa mahal ibu-ibu bisa menggunakan cara lain, yaitu dengan mengukus lele mentah selama 30 menit, lalu pisahkan durinya,” pungkasnya.
Bumbu-bumbu yang diperlukan, ada empon-empon (kunyit, lengkuas, kencur, jahe, daun jeruk, daun salam, dan serai), kemiri, ketumbar, cabai merah besar, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, santan, gula merah, lada, garam, penyedap rasa dan air. Haluskan semua bumbu, kecuali daun jeruk dan daun salam.
Selanjutnya, masukkan bumbu yang sudah dihaluskan tadi ke dalam wajan dan tambahkan santan yang sudah dicampur dengan gula merah. Kemudian, masukkan lele yang sudah disuwiri dagingnya, daun jeruk dan daun salam. Jangan lupa untuk terus di aduk. Lebih baik gunakan api sedang sampai santan benar-benar menyusut, baru api kecil sampai abon jadi.
“Jika daun jeruk dan daun salam sudah sangat kering, itu artinya abon sudah matang,” tambahnya. Pelatihan ini menghasilkan abon lele dengan dua varian rasa, yakni rasa original dan hot.
“Nah, setelah pelatihan ini diharapkan ibu-ibu PKK bisa menjadi pioneer rumah produksi Abon Lele Desa Tlogorejo. Misalnya dengan menjual Boe Le di marketplace, online shop dan lain sebagainya,“ tutup Dwi.*
Pengirim adalah mahasiswa KKN UNUGIRI Desa Tlogorejo, Kecamatan Kepohbaru dengan email: widiaamara@gmail.com
Editor: LPPM UNUGIRI
Tag:kkn